Cari Blog Ini

Jumat, 18 Januari 2013

fhat benzema anak tani: managemen sumber daya alam

fuad cruise: al-qur'an dan pertanian:

Dalam proses budidaya tanaman tentu tidak terlepas dari kebutuhan air bagi tanaman. Fungsi air bagi tanaman antara lain sebagai pelarut hara dan senyawa lain, berperan dalam reaksi fotosintesis, transpirasi dan evaporasi (evapotranspirasi). Untuk mengetahui kebutuhan air untuk tanaman, diperlukan pengukuran kadar lengas tanah. Didalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika tanah dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi oleh air. Selanjutnya jika tanah dibiarkan mengalami pengeringan, sebagian ruang pori akan terisi udara dan sebagian lainnya terisi air. Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain, anasir iklim, kandungan bahan organik dan lempung tanah, relief, dan bahan penutup tanah.   




. Air sebagai factor tumbuh utama bagi tanaman haruslah mampu dimanfaatkan dengan baik oleh tanaman dalam keadaan yang cukup. Yang dimaksud dengan kondisi air yang cukup bagi tanaman adalah kondisi air dalam taraf kapasitas lapang (Hardjowigeno, 1999). Yang dimaksud dengan kapasitas lapang adalah adanya keseimbangan antara kandungan air dan udara pada pori-pori tanah. Pada praktikum ini factor yang diamati adalah mengenai intensitas pemberian air. Dengan maksud untuk mengetahui intensitas pemberian air yang optimal bagi tanaman budidaya sesuai dengan kondisi ekologis yang cocok bagi tanaman tersebut Pengelolaan air perlu disesuaikan dengan sumber daya fisik alam (tanah, iklim, sumber air) dan biologi dengan memanfaatkan berbagai disiplin ilmu untuk membawa air ke perakaran tanaman sehingga mampu meningkatkan produksi (Nobe and Sampath 1986). Sasaran dari pengelolaan air adalah tercapainya empat tujuan pokok, yaitu: (1) efisiensi penggunaan air dan produksi tanaman yang tinggi, (2) efisiensi biaya penggunaan air, (3) pemerataan penggunaan air atas dasar sifat keberadaan air yang selalu ada tapi terbatas dan tidak menentu kejadian serta jumlahnya, dan (4) tercapainya keberlanjutan sistem penggunaan sumber daya air yang hemat lingkungan. Dalam hubungannya dengan pengelolaan air untuk tanaman jagung yang banyak dibudidayakan di lahan kering dan tadah hujan, pengelolaan air penting untuk diperhatikan.,

35. Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis kadar lengas tanah pada kondisi kapasitas lapang, titik layu ,dan titik layu permanen serta pengaruhnya terhadap tanaman.. Praktikum dilaksanakan pada tanggal 15 oktober 2012 di laboratorium ilmu tanah. Pengamatan ini dilakukan setiap hari selama 2 minggu mulai pertumbuhan guna penyiraman pada tanaman jagung. Setelah 2 minggu dilakukan penyiraman yaitu tanggal 29 oktober 2012 maka botol A dilakukan pembongkaran tanah kemudian tanahnya di oven untuk mengetahui kadar lengas kapasitas lapangan, pembongkaran botol B dilakukan pada tanggal 6 november 2012 untuk mengetahui kadar lengas titik layu sedangkan 3 hari setelahnya dilakukan pembongkaran botol C yaitu tanggal 9 november untuk mengetahui kadar lengas titik layu permanen.
Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Keadaan ini terjadi 2 – 3 hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah ditembus oleh air, pada praktikum yang dilaksanakan di Lab. Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UMY ini Kapasitas Lapang Tanah di ketahui setelah dua minggu setelah penanaman, karena pada saat itu diharapkan textur dan struktur tanahnya sudah tidak lagi uniform dan pori-pori tanah sudah semua terisi oleh air dan temperatur yang tidak terlalu tinggi. Kelembaban pada saat itu berada di antara 5 – 40%. Selama air di dalam tanah masih lebih tinggi daripada kapasitas lapang maka tanah akan tetap lembab, ini disebabkan air kapiler selalu dapat mengganti kehilangan air karena proses evaporasi. Bila kelembaban tanah turun sampai di bawah kapasitas lapang maka air menjadi tidak mobile. Akar-akar akan membentuk cabang-cabang lebih banyak, pemanjangan lebih cepat untuk mendapatkan suatu air bagi konsumsinya. Oleh karena itu akar-akar tanaman yang tumbuh pada tanah-tanah yang kandungan air di bawah kapasitas lapang akan selalu becabang-cabang dengan hebat sekali. Kapasitas lapang sangat penting pula artinya karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampai lapisan di bawahnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa air kapasitas lapang berasal dari sisa air gravitasi yang turun kebawah. Air ini ditahan oleh partikel tanah pada tegangan 1/3 atm. Kandungan air kapasitas lapang ini berbeda-beda tergantung jenis tanahnya. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kapasitas lapang tergantung pada jenis tanahnya, karena tidak ada ukuran pasti untuk kebutuhan minimum air pada tanaman maka perhitungannya dikembalikan pada Komponen Penyusun Tanah yang cocok untuk ditumbuhi tanaman. Meskipun dalam penerapan teori ini tidak begitu kaku karena kuantitas tanah yang dipakai untuk sample kadang berbeda. Pada dasarnya tanaman memerlukan tanah yang mengandung : 1) Bahan mineral (anorganik) ……45%, 2) Bahan Organik (BO)…………… 5%, b. Cairan: terdiri atas air, ion yang terlarut, molekul, gas yang secara kolektif disebut cairan tanah (soil solution)……25% , c. Gas: udara tanah……………..25%
2. KL – Layu sementara Kapasitas Lapang Layu Sementara adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman untuk saat tertentu tidak menyerap air, sehingga tanaman mengalami kelayuan sementara. Pada tumbuhan yang mengalami layu sementara, ditandai dengan layu pada siang dan malam hari tampak segar kembali. Kapasitas Lapang pada Titik layu sementara ini pada praktikum, nilai dari ke – enam kelompok rata – rata adalah 24,21%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan kadar air sebanyak 5,76 %. Pada tahap ini kadar air sudah mulai susah didapatkan karena tegangan semakin besar dan membuat air terikat kuat dengan partikel tanah dan disebut air higroskopis yang tidak bisa dimanfaatkan oleh tanaman. Pada praktikum ini Kelayuan terlihat pada bagian daun yang mulai menguing. Kelayuan sementara ini dapat dikembalikan pada waktu malam hari dimana penguapan dan transpirasi berkurang. 3. Titik Layu Permanen /Tepi(Permanent Wilting Point) Titik Layu Permanen adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari. meskipun ke dalam tanah ditambah lengasnya/ tidak bisa segar kembali meskipun tanaman ditempatkan ke dalam ruangan yang jenuh uap air. Hal ini terjadi karena peristiwa plasmolisis. Plasmolisis yang terjadi pada sel tanaman sudah lanjut dan sel terlanjur mati, meskipun tanaman disiram deplasmolisis tidak akan terjadi, tanaman mati. Adapun Karakter Titik Layu Permanen adalah a. Air yang ada berupa air higroskopis b. Batas bawah air tersedia c. Ditentukan dengan mengukur kandungan lengas pada saat tanaman indikator layu, dan tidak dapat segar kembali setelah dibiarkan semalam di udara basah Berdasarkan nilai yang di peroleh saat praktikum yaitu 21,68 % terjadi penurunan kadar air sebesar 2,53 % dan pada kondisi tersebut terjadi layu permanen dimana air sudah tidak bisa didapat dalam interval waktu yang cukup lama sehingga pada saat itu terjadi plasmolisis pada sel tanaman sampai tanaman itu mati. 4. Dampak Kelebihan Air pada Tanaman Kelebihan air pada tanaman biasanya terlihat /terjadi ketika awal musim hujan (akhir musim kemarau) dan pada saat pertengahan musim hujan, kelebihan air juga bisa terjadi di saat penyitraman pada tanaman berlebihan hal ini bisa sangat berdampak bagi pertumbuhan tanaman seperti proses transpirasi (proses pendinginan) terganggu karena tingginya nilai Rh. Keadaan ini diperparah dengan sulitnya proses pendinginan secara konduksi lewat daun,. Akibatnya tanaman akan kepanasan, daun dan batang tanaman nampak layu meski masih nampak hijau. Kalau kondisi parah ranting dan daun akan menguning dan rontok. Pada awal musim hujan sinar matahari cukup banyak, suhu udara panas, kelembaban udara absolute (Ah) tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, hujan masih jarang terjadi, dan sumber air tanah maupun air permukaan sedikit. Kesalahan yang sering dilakukan pada fase ini, melihat tanaman nampak layu timbul anggapan tanaman kurang air. Padahal kelayuan muncul bukan karena kekurangan air (seperti pada musim panas), namun akibat terganggunya proses penyerapan air karena transpirasi terhambat. Dampak selanjutnya gampang diduga, zona akar akan kelebihan air dan mengundang penyakit. Batang, bonggol, dan daun (bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat akan diserbu jamur. . 
B. Dampak Kekurangan Air Air dibutuhkan tanaman pada berbagai fungsi yaitu : 1. air merupakan bagian yang esensil bagi protoplasma dan membentuk 80-90% bobot segar jaringan yang tumbuh aktif 2. air adalah pelarut, di dalamnya terdapat gas-gas, garam-garam, dan zat-zat terlarut lainnya, yang bergerak keluar masuk sel, dari organ ke organ dalam proses transpirasi. 3. air adalah pereaksi dalam fotosintesis dan pada berbagai proses hidrolisis. 4. air esensil untuk menjaga turgiditas, diantaranya dalam pembesaran sel, pembukaan stomata dan menyangga bentuk (morfologi) daun-daun muda atau struktur lainnya yang berlignin sedikit (Hardjadi dan Yahya, 1987). Air juga berpengaruh penting pada sifat fisik tanah. Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh pada konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah untuk diolah. Begitu pula variasi kandungan air mempengaruhi daya dukung tanah (Pairunan et al, 1985). Pertumbuhan tanaman sangat dibatasi oleh jumlah air yang tersedia dalam tanah, karena air mempunyai peranan penting dalam proses kehidupan tanaman. Kekurangan air akan mengganggu aktivitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Devisiensi air yang terus-menerus akan menyebabkan berbagai perubahan irreversible (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati. Kebutuhan air tanaman , dinyatakan sebagai jumlah satuan air yang dihisap per satuan berat kering yang dibentuk, atau banyaknya air yang diperlukan untuk menghasilkan satu satuan berat kering tanaman. Selama pertumbuhan tanaman terus-menerus mengisap air dari tanah dan mengeluarkannya pada saat transpirasi. Kehilangan air pada tanaman dapat terjadi melalui transpirasi dan akibat sampingan, fiksasi karbon dioksida. Dalam tanah, air berada diantara rongga-rongga tanah dan terikat oleh butir tanah, dengan kekuatan yang ditentukan oleh banyaknya air yang dikandung oleh tanah tersebut, atau dengan kata lain besarnya gaya untuk memisahkan air dari partikel tanah (pF). Tanah yang terlalu banyak mengandung air menyebabkan berkurangnya air dalam tana (Jumin, 1989). C. Pengelolaan Kapasitas Lapang Dijelaskan diatas bahwa air merupakan komponen terpenting untuk pertumbuhan tanaman. Banyak hal kegiatan atau proses metebolisme tanaman yang memerlukan bantuan air untuk mobilisasi dan proses fisiologi lainnya. Namun meskipun tanaman memerlukan air, tanaman memiliki toleransi sendiri untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya. Kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman dengan resiko yang telah dijelaskan diatas mengenai dampak kelebihan air seperti munculnya jamur dan sulit untuk melakukan transpirasi yang akibatnya tanaman menjadi layu. Hal ini merupakan polemik tersendiri mengenai permasalah ketersediaan air. Inti dari ketersediaan air adalah konsistensi pendistribusian air tersebut hal ini berkaitan dengan kebutuhan air tiap tanaman berbeda-beda. Kadar air dalam tanah memang banyak jenisnya namun air yang dapat diserap tanaman hanyalah air pada tahap tersedia. Artinya air tersedia ini berada pada tahap air pada kapasitas lapang dan titik layu permanen. Ketersediaan air ini berkaitan dengan asupan dan pengeluaran, asupan air untuk tanaman adalah dari penambahan dari luar atau hujan dan air tanah maka dari itu perlu dilakukan pengelolaan air pada kapasitas lapang supaya tanaman masih berada di zona aman untuk pertumbuhannya. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengelola air, diantaranya adalah membuat parit drainase untuk mengatasi air yang tergenang atau kelebihan air di permukaan tanah. Jika kekeringan atau kekurangan air maka solusinya adalah dengan mengurangi penguapan atau dengan menambahkan air. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi penguapan adalah dengan pemberian mulsa pada tanah atau mengurangi jumlah daun dengan cara pemangkasan. Kapasitas lapang adalah kemampuan maksimum dari tanah untuk mengikat air gravitasi. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh keadaan tanah itu sendiri semakin remah maka air semakin mudah diikat oleh tanah tersebut. Remah atau tidaknya taanah dipengaruhi oleh bahan organik, semakin remah maka kandungan bahan organik diprediksikan terdapat dalam kapasitas banyak. Sehingga pengelolaan kapasitas lapang ini tidak sampai pada ketersediaan ir saja namun dipengaruhi juga oleh ketersediaan bahan organik dan iklim mikro dan makro karena ada kaitannya dengan penguapan akibat peningkatan suhu yang menurunkan ketersedian air. .
  A. Dari hasil praktikum diperoleh kadar lengas kapasitas lapang adalah 29,97 %,,kadar lengas layu sementara 24,21%. adalah dan layu permanen adalah 21,68 % B. Kapasitas lapang dipengaruhi oleh keadaan tanah tersebut, kapasitas lapang bukan patokan untuk jumlah ketersediaan air untuk tanaman namun lebih kepada kamampuan tanah untuk mengikat air gravitasi. C. Tanaman menyerap air pada tahap tersedia yaitu antara kapasitas lapang dan layu permanen, sehingga jika kekurangan atau kelebihan air dapat mengganggu daya serap air oleh tanaman. D. Kapasitas layu sementara terjadi pada saat penurunan kadar air sebesar 5,76 % dari kapasitas lapang. Layu sementara dapat kembali pada kondisi normal pertumbuhan tanaman setelah waktu malam hari. Karena malam hari sedikit terjadi penguapan dan ada penambahan air dari embun. E. Kapasitas layu permanen terjadi disaat air ada pada kondisi higroskopis jadi air diikat kuat oleh tanah dan tidak bisa dimanfaatkan tanaman. Jika dibiarkan maka hal tersebut akan terjadi plasmolisis dimana cairan sel menjadi berkurang dan terus berkurang sampai tanaman itu mati. Jadi kata lain matinya tanaman tersebut lebih kepada dikarenakan sel tidak bisa berkembang akibat cairan sel berkurang. F. air merupakan komponen terpenting untuk pertumbuhan tanaman. Banyak hal kegiatan atau proses metebolisme tanaman yang memerlukan bantuan air untuk mobilisasi dan proses fisiologi pertumbuhannya. G. Kondisi terparah berada jika tanaman berada pada layu permanen namun untuk kestabilan pertumbuhannya maka kondisi harus dijaga pada kapasitas lapang.